JAKARTA - Tari inai merupakan tadisi yang menjadi bagian penting dalam rangkaian upacara pernikahan adat Melayu di wilayah Tanjung Jabung Barat, Jambi. Tarian ini jadi Warisan Budaya Tak benda (WBTb) yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dan diakui sebagai warisan nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tarian ini diangkat dalam Festival Payung Api 2024 yang diselenggarakan di Laman Rangkayo Rajo Laksamana, Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Maestro Tari Inai dari Sanggar Serase, Muhammad Yusra Yusuf menjelaskan bahwa Tari Inai telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2017 yang menegaskan nilai dan keunikan tradisi ini dalam kebudayaan Melayu.
“Malam Tari Inai adalah tradisi yang mempertemukan keluarga yang berjauhan tempat tinggalnya dalam rangkaian upacara adat perkawinan Melayu Timur,” ungkapnya.
Budayawan yang biasa disapa Mang Yua juga menambahkan bahwa secara harfiah Malam Tari Inai adalah suatu pengharapan dan permohonan doa agar pasangan pengantin mendapat berkah dan restu dari Sang Pencipta, serta menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
“Ini adalah tradisi yang diwariskan dari orang tua terdahulu, dan tugas kita untuk terus menjalankan serta mengajarkannya kepada generasi muda, agar mereka juga terlibat dan melestarikan Malam Tari Inai ini,” tuturnya.
Menurutnya, Festival Payung Api 2024 dengan Tari Inai sebagai puncak acaranya, tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya tetapi juga momen refleksi penting bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat untuk terus menjaga, melestarikan, dan meneruskan warisan budaya yang tak ternilai ini kepada generasi mendatang.
Sementara itu, Pamong Ahli Budaya Utama Kemendikbudristek, Siswanto, mengungkapkan pentingnya Festival Payung Api sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan kekayaan budaya lokal melalui berbagai kegiatan lomba dan pergelaran seni.
“Sejalan dengan semangat para generasi muda yang tidak boleh padam untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya serta tradisi agar terus diwariskan kepada generasi selanjutnya,” ujar Siswanto dalam sambutannya pada malam puncak tersebut.
Sementara itu, Direktur Festival Payung Api, Ade Sulaiman, menjelaskan bahwa tradisi Malam Tari Inai secara historis sudah memiliki berbagai elemen seni pertunjukan yang kaya.
“Melalui Kenduri Swarnabhumi ini, kita melihat bagaimana ekosistem kebudayaan di sepanjang DAS Batanghari dapat berkembang. Malam Tari Inai yang memiliki properti unik seperti Payung Api, yang dulu pernah ditinggalkan, kini dihidupkan kembali,” jelas Ade
Popular articles mimpi pengemis togel
Picture and text recommendations mimpi pengemis togel
Recently published mimpi pengemis togel
- 08/09月
Eskalasi di Lebanon Meningkat, AS Ingatkan Tak Bisa Selamanya Lindungi Israel
- 11/08月
Kembali ke IKN, Jokowi Bakal Pimpin Sidang Kabinet Perdana
- 11/08月
Pemerintah Siapkan IKN Jadi Smart Forest City, Kota Cerdas yang Ramah Lingkungan
- 11/08月
Bahlil Lahaladia Gantikan Airlangga, Agung Laksono: Kita Tak Bisa Terima Calon yang Tidak Pernah Jad
- 11/08月
Partai Golkar Jadwalkan Rapat Pleno 13 Agustus, Tentukan Plt Ketum dan Munaslub
- 11/08月
Mundur dari Ketum Golkar, Airlangga: Atas Petunjuk Tuhan
- 11/08月
Modus Test Drive, Pria Ini Bawa Kabur Motor saat COD
- 11/08月
Pilwalkot Bekasi, Elektabilitas Kemal Hendrayadi dan Tri Adhianto Bersaing Ketat
- 11/08月
Tari Inai, Tradisi Kuno Masyarakat Melayu Rayakan Pernikahan
- 11/08月
Viral Pria di Cileungsi Bogor Tergeletak Bersimbah Darah, Polisi Turun Tangan